Keponakan Diperkosa Sebelum Disekap di Lemari

MEDAN - Remaja 15 tahun, korban penyekapan oleh paman dan bibinya sendiri di Tebingtinggi, Sumatera Utara, ternyata juga diperkosa (rudapaksa). Pelaku dirudapaksa di salah satu hotel di Tebingtinggi pada Kamis 15 September lalu. Diduga, korban sempat diguna-guna oleh pelaku, Crispinus Tandiono dan istrinya, Yanti. Suwarno, paman korban, mengatakan peristiwa terjadi setelah pelaku menjual kalung seharga Rp1,3 juta milik korban. Korban dibawa ke sebuah hotel di Kota Tebingtinggi oleh sang paman. Sebelum dirudapaksa, korban disuruh mandi bunga. “Korban berangkat dari rumah Kamis kemarin dan langsung ke toko emas seperti yang diminta pelaku. Begitu sudah jual emas, sempat bayar tagihan listrik dulu, baru ke hotel. Di hotel, keponakan saya disuruh mandi bunga setelah itu diperkosa,” kata Sarwono,Rabu (21/9/2011). Sarwono menjelaskan, korban yang masih duduk di kelas 10 madrasah aliyah di Kecamatan Dolok Masihul, Sumut, itu diperkosa sebanyak dua kali. Keduanya berada di hotel selama lebih kurang 21 jam. Baru keesokan harinya, pelaku membawa korban ke rumahnya di Jalan Melur Nomor 14, Tebingtinggi. Namun, Sarwono mengaku tidak mengetahui pasti apakah Yanti mengetahui perbuatan bejat suaminya. Meski begitu, diakuinya, Yanti tetap menikmati uang hasil penjualan kalung itu. Sarwono menjelaskan, selama di rumah pelaku, korban kerap meminta pulang dan meminta kalung emasnya dikembalikan. Namun karena takut ketahuan orangtuanya, korban tidak diizinkan pulang. Sampai akhirnya pada Senin lalu, keluarga korban menghubungi pelaku Yanti yang tak lain adalah sepupu ibu korban. Saat dihubungi, Yanti sempat mengelak keberadaan korban di rumahnya. Setelah itu, korban akhirnya disekap di lemari makan berukuran kecil di dapur rumah pelaku. "Korban enggak mau dimasuki lemari. Tapi dia bilang dia paksa masuk sama Cris sampai mulutnya bedarah akibat kebentur lemari," tandasnya. Beruntung, telepon seluler di saku korban luput dari perhatian pelaku. Dia kemudian mengirim pesan singkat kepada ibunya. Lalu, orangtua korban, Endi Sujoko dan Sri Wahyuni beserta keluarga dan polisi mendatangi rumah pelaku dan membuka lemari yang dimaksud. “Korban dalam keadaan pingsan dan mulutnya berdarah. Mungkin karena enggak dapat oksigen soalnya lemarinya kecil,” terang Suwarno yang turut serta dalam penggerebekan di rumah pelaku. Akibat peristiwa yang dialaminya, korban sampai saat ini masih mendapat perawatan intensif di RS Sri Pamela Tebingtinggi. Keluarga berharap, kepolisian menindak tegas kedua pelaku.